Bunuh Diri

Disampaikan dalam khutbah jumat tanggal 31 Maret 2017


  1. Bunuh diri menjadi salah satu alternatif terakhir dalam menyelesaikan persoalan bagi manusia. Hal itu terbukti dengan banyaknya kasus bunuh diri. Salah satunya yang sempat viral di media sosial pada akhir Maret 2017 adalah bunuh diri secara live via Facebook yang dipicu karena persoalan rumah tangga
  2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mau menyakiti dirinya bahkan menghabisi nyawanya sendiri yaitu:

a.       Persoalan rumah tangga
b.      Trauma masa lalu
c.       Tekanan ekonomi
d.      Merasa terasing dalam pergaulan sosial

Bagaimana Al-quran berbicara tentang Bunuh Diri?

a.       Q.S. Fatir: 32, tentang pola hidup manusia ada tiga macam (Zalim terhadap dirinya, pertengahan, bersegara melakukan kebaikan)
b.      Q.S. Al-Baqarah: 195, tentang larangan melakukan perbuatan yang dapat membawa mudharat/bahaya bagi diri sendiri
c.       Q.S. An-Nisa: 29, tentang larangan bunuh diri

Bagaimana Al-quran mengatasi empat penyebab seseorang melakukan bunuh diri?
a.       Q.S. Al-Baqarah: 155-156, tentang kemuliaan orang yang sabar menghadapi berbagai masalah
b.      Q.S. Al-Hasyr: 18, tentang perlunya optimis menghadapi kehidupan duniawi dan ukhrawi
c.       Q.S. Al-Maidah: 87, tentang larangan berputus asa terhadap rahmat Allah Swt
d.      Q.S. Ar-Ra’d: 11, tentang penekanan Allah supaya manusia memberdayakan semua potensi yang dimilikinya untuk merubah keadaannya menjadi lebih baik
e.      Q.S. Ali-Imran: 112, tentang pentingnya hubungan kepada sesama manusia di samping hubungan kepada Allah Swt.
f.        Q.S. Al-Baqarah: 201, tentang tuntunan untuk senantiasa berdoa memohon keselamatan dunia akhirat

g.       Q.S. At-Talak: 3, tentang perlunya tawakkal kepada Allah Swt.

Muhasabah

Khutbah Jumat

Muhasabah: Jalan Perbaikan Diri

1.       Manusia sebagai ciptaan terbaik (antara malaikat dan hewan)
2.       Perbuatan manusia: manfaat, mudarat dan mubazir
3.       Akal mempertimbangkan benar salahnya perbuatan, hati mempertimbangkan baik buruknya, dan nafsu memilih untuk melakukan atau tidak.
4.       Muhasabah diri, ucapan Umar bin Khattab ra.:
Haasibuu anfusakum qabla an tuhaasabuu wa tazayyanuu li al-ardy al-akbari wa inna maa yakhiffu al-hissabu yauma al-kiyaamati ala man yuhaasabu nafsahuu fi al-dunya.
5.       Hadits Nabi SAW.:
An Syaddaadi ibni Aus ra. An al-nabiyyi SAW. Qaala: Al-Kayyisu man daana nafsahuu wa ‘amila limaa ba’da al-maut, wa al-‘ajizu man ittaba’a nafsahuu hawaahaa wa tamannaa ‘ala Allah.
6.       Manfaat muhaasabah:
a.       Semangat membenahi diri
QS. Yaasin/36: 65
“al-yauma nakhtimu ala afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun”
Pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada kami tangan mereka terhadap ada yang dahulu mereka usahakan
b.      Menghindarkan dari sikap ujub
QS. An-Najm: 32 “Falaa tazakkuu anfusakum hua a’lamu bi mani at-taqaa”

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa

Teladan

Ringkasan Khutbah Jumat

Jumat, 04 Rabiul Awal 1436 H / 26 Desember 2014 H

Bulan Rabiul Awal diperingati sebagai bulan kelahiran Rasuullah Muhammad SAW.

1.      Lahir di tengah-tengah umat yang berperilaku jahiliyah; menyembah patung, mabuk-mabukan, berjudi, bertukar istri, membunuh anak perempuan, dll.

Kisah Baginda Umar bin Khattab ketika sudah mendapat hidayah, terkadang tertawa dan/atau menangis. Tentu kita juga punya pengalaman masing-masing dalam menyikapi kehidupan ini. Pengalaman itu dapat menjadi pelajaran berharga untuk mendapatkan kebahagiaan.

Apakah jahiliyah yang terjadi pada waktu itu sudah tidak terjadi saat ini? Jahiliyah semakin berkembang mengikuti perkembangan tenologi. Manusia memuja-muja seseorang yang punya kelebihan (artis, tokoh, dll); Narkoba merajalela; Judi sudah banyak modelnya (judi togel, sabung ayam, judi bola, dll); Munculnya profesi seks komersial; Tindakan aborsi, membuang anak, menelantarkan anak, dll.

2.      Rasulullah sebagai Rahmatan lil Alamin; Q.S. Ali Imran 159. Fakta menunjukkan bahwa segolongan umat Islam ingin memaksakan ajaran Islam kepada sesama manusia. Padahal, yang memberi hidayah adalah Allah, umat Islam hanya bertugas menyampaikan dengan cara/metode yang bijaksana.

Ajaran yang dipaksakan akan berdampak buruk dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat akan menghindar dan mencari alternatif lain yang dianggap lebih “menguntungkan” bagi mereka. Rasulullah sendiri pada saat mendapatkan penolakan dari masyarakat Taif, beliau tidak merasa dendam, kecewa atau putus asa. Dakwah tetap dilanjutkan dan tidak ada permusuhan bagi masyarakat Taif.

Berbeda dengan beberapa nabi sebelum beliau, misalnya nabi Nuh yang meminta kepada Allah untuk memusnahkan semua yang tidak mau beriman. Nabi Yunus yang sempat kecewa karena merasa dakwahnya tidak berhasil. Nabi Musa yang terlalu keras cara berdakwahnya kepada Firaun hingga Firaun semakin merasa tinggi hati dan tidak mau mengakui Musa.

3.      Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah; kunci bahagia adalah akhlak terpuji; kekayaan bukanlah harta yang berlimpah tetapi kesehatan dan nama baik.

Rasulullah adalah sosok teladan untuk semua manusia; Teladan bagi seorang pemimpin, rasulullah mengutamakan kemaslahatan umat; Teladan bagi pedagang, Rasulullah berdagang dengan jujur; Teladan bagi seorang petani, Rasulullah seorang pekerja keras; Teladan bagi seorang kepala keluarga, orang tua bagi anak-anaknya, Rasulullah menyayangi semua keluarganya;


Bagaimana caranya meneladani Rasulullah? Rasulullah meninggalkan dua hal yang jika kita berpegang teguh kepada keduanya itu maka kita tidak akan tersesat, yaitu Alquran dan Sunnahnya.

Ibadah dan Akhlak

Al-Quran Surah Al-Mukminun ayat 1 – 9 :    1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu...