Al-Quran Surah Al-Mukminun ayat 1 – 9 :
1. Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu'
dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan
zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal
ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di
balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara
sembahyangnya.
[994] Maksudnya: budak-budak belian
yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang
didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu,
wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang
ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan.
imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang
suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[995] Maksudnya: zina, homoseksual,
dan sebagainya.
إنما
بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Nabi diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Salah satu caranya untuk menyempurnakan akhlak adalah melalui
ibadah. Nah, bagaimana jika seseorang memiliki akhlak yang baik padahal
ibadahanya kurang atau sebaliknya seseorang yang ibadahnya kelihatannya bagus
tetapi akhlaknya buruk? Di mana pengaruh ibadah dalam hal ini?
Nabi pernah ditanya: wahai
Rasululallah si Fulan menjadi buah bibir karena rajin shalatnya, puasanya, dan
zakatnya tetapi ia menyakiti tetangganya. Nabi menjawab: Tempatnya di neraka. Nabi
ditanya lagi: ada juga si Fulan menjadi buah bibir karena kurang shalatnya,
puasanya, dan zakatnya tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya. Nabi menjawab:
Tempatnya di surga.
Mencermati hadits ini maka dapat
dipahami bahwa lebih baik orang yang kurang ibadahnya tetapi akhlaknya baik
dibanding orang yang rajin ibadahnya tetapi akhlaknya buruk. Ditambah lagi
salah satu hadits lainnya tentang bangkrutnya orang-orang di akhirat nanti
akibat akhlaknya yang buruk walaupun ibadahnya rajin.
Tetapi tentu perlu pengkajian lebih
mendalam karena di sisi lain juga kita mendapati ayat ataupun hadits yang
membicarakan tentang keutamaan ibadah. Misalnya, hadits tentang keutamaan
shalat, puasa, zakat, dan haji. Semuanya
menjanjikan manfaat yang besar bagi orang beriman. Nah, bagaimana hubungannya
antara ibadah dan akhlak?
Mari kita simak Surah Al-Mukminun
ayat 1 – 9. Di antara 9 ayat tersebut, ada 3 disebutkan tentang ibadah dan 3 juga
disebutkan tentang akhlak. Ibadah yang disebut antara lain shalat khusyu,
menunaikan zakat, dan memelihara shalatnya. Sementara akhlak yang disebut adalah
menjauhkan diri dari perbuatan dan
perkataan yang tiada berguna, menjaga kemaluannya, dan menjaga amanah dan
janjinya.
Dari situ jelas bahwa antara ibadah
dan akhlak tidak terpisahkan satu sama lainnya. Ibadah itu penting dan akhlak
juga penting. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebaikan dan keburukan. Sebaik-baik
manusia pasti ada kekurangannya dan sebaliknya seburuk-buruk manusia pasti ada
kebaikannya. Di sinilah diletakkan fungsi ibadah untuk menguatkan kebaikannya
dan meminimalisir keburukannya.
Semua manusia ingin mencari dan
menyembah Tuhannya, maka ibadah shalat memperkuat hal itu. Semua manusia suka
memberi, maka ibadah zakat akan memperkuat hal itu. Semua manusia ingin sehat
dan kuat dalam bekerja, maka ibadah puasa akan menguatkan hal itu. Dan semua
manusia suka bekerjasama dan bersatu, maka ibadah haji akan memperkuatnya.
Sebaliknya, semua manusia punya
sifat angkuh, maka ibadah shalat mampu mengobatinya hal itu. Semua manusia
punya sifat serakah, maka ibadah zakat akan menetralisir hal itu. Semua manusia
suka bermaksiat dan bersenang-senang yang kadang tak terkendali, maka ibadah puasa akan dapat membentenginya. Dan semua
manusia suka bermusuh-musuhan, suka berselisih pendapat, maka ibadah haji akan
mampu mengatasinya.
Jadi, ibadah akan memperkuat
kebaikan yang dimiliki manusia dan akan mengurangi sifat buruk pada dirinya. Maka
untuk mencapai derajat yang lebih tinggi tentu yang paling baik adalah rajin
ibadah dan berakhlak mulia. Bukankah ibadah mampu mencegah kita dari perbuatan
keji dan munkar?
Jadi, antara ibadah dan akhlak adalah
satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Ibarat pohon akarnya adalah iman; pohon,
ranting dan daunnya adalah ibadah, dan buahnya adalah akhlak.
Wallahu A’lam
Barakallahu Li Wa Lakum....